payung-teduh

Menabung Kesabaran dalam Menunggu Album Baru Payung Teduh

Tak terasa sudah 5 tahun album Dunia Batas saya dengarkan dan belum juga bosan. Pertama kali mendengarkan lagu-lagu Payung Teduh di tahun 2012. Saat itu Anies Baswedan masih menjadi rektor Paramadina dan Jokowi sedang berjuang di Pilkada Jakarta. Kini Anies Baswedan telah jadi Gubernur Jakarta dan Jokowi telah jadi Presiden yang memasuki masa bakti di tahun ketiga. Lalu bagaimana album baru Payung Teduh?

Sudah banyak tabungan kesabaran saya dalam menjaga rasa penasaran akan karya terbaru mereka. Penasaran itu mulai hadir sejak tahun 2013, saat video penampilan Payung Teduh membawakan lagu berjudul “Mari Bercerita” saya temukan di Youtube. Berikut bagian favorit saya di lagu tersebut :
“Sesungguhnya berbicara denganmu
tentang segala hal yang bukan tentang kita
mungkin tentang ikan paus di laut
atau mungkin tentang bunga padi di sawah
sungguh bicara denganmu
tentang segala hal yang bukan tentang kita
selalu bisa membuat semua lebih bersahaja”.

Selain lagu Mari Bercerita, di tahun 2013 juga saya menemukan beberapa video yang seakan menjadi teaser untuk album baru mereka nanti. Lagu Puan Bermain Hujan dan Kerinduan sangat mudah ditemukan di situs Youtube. Namun lagu-lagu tersebut belum juga dirilis secara resmi.

Rasa penasaran akan album baru Payung Teduh kembali menguat di pertengahan 2015. Saat itu Payung Teduh terlibat dalam album kompilasi “MOMENTUM Seno M Hardjo 17th Years of Musical Journey“. Payung Teduh mengaransemen lagu Masa Kecilku karya Dian Pramana Poetra dan Sumiati Sutiko untuk mengisi album tersebut. Saat mendengarkan lagu tersebut sempat terpikir mungkin Payung Teduh akan segera merilis album baru dalam waktu dekat tapi hingga akhir tahun 2015 tak ada tanda-tanda tersebut.

Cover Album Payung Teduh Live & Loud

Cover Album Payung Teduh Live & Loud

Setahun berlalu sejak lagu Masa Kecilku dirilis namun belum terdengar juga kabar album baru. Berulang kali saya mengunjungi akun Payung Teduh di lini masa media sosial ternama namun nihil hasilnya. Hingga tiba di penghujung 2016, Payung Teduh mengumumkan bahwa mereka akan segera membuat sebuah album live yang di sponsori oleh Yamaha. Album yang diberi judul Live at Yamaha Live and Loud ini cukup menarik buat saya karena lagu-lagu Payung Teduh tersaji dengan aransemen baru dan lebih megah dengan sentuhan orkestra. Lebih menarik lagi album ini direkam secara live yang dihadiri penonton di Hall Yamaha Music. Salah satu lagu favorit saya di album ini adalah “Cerita Tentang Gunung dan Laut” yang digubah menjadi lebih berisik dan megah. Meskipun versi aslinya di album pertama sudah pas tapi aransemen baru tetaplah lebih asyik karena kaya bebunyian. Lalu setelah album ini dirilis dan dibicarakan banyak media, kabar album dan lagu baru Payung Teduh kembali sepi. Kesabaran kembali diuji dan saldo tabungan kesabaran semakin tinggi.

Pertengahan tahun 2017, penantian akan album baru nampaknya akan segera berakhir setelah Payung Teduh merilis lagu baru berjudul “Akad“. Lagu tersebut nampak berbeda dengan lagu-lagu di 2 album pertama mereka, namun memiliki frekuensi warna musik yang sama dengan album “Live at Yamaha Live and Loud“. Lagu “Akad” terdengar lebih berisik, ceria dan beda.

Hari berganti hingga tak terasa sudah 3 bulan berlalu sejak lagu “Akad” dirilis, namun album baru tak kunjung ada kabar kepastian dan tabungan kesabaran kembali mengalami eskalasi. Lalu di awal September 2017, terdengar kabar Payung Teduh akan segera merilis lagu hasil kolaborasi dengan Mocca. Lagu berjudul “Menunggu untuk Bertemu” menjadi hasil dari kolaborasi mereka.

Kabar terakhir yang beredar bahwa album baru Payung Teduh akan dirilis di bulan November 2017. Semoga saja Payung Teduh tak lagi menunda-nunda merilis album baru mereka karena kesabaran sudah terlalu lama diuji. Selain itu, dari tahun ke tahun saya merasa pesona dan popularitas Payung Teduh terus bergerak ke arah positif. 5 tahun lalu jika saya mendengarkan lagu-lagu Payung Teduh kepada teman sejawat, jarang sekali dari mereka tahu tentang Payung Teduh, tapi sekarang semua generasi millenial saya yakin tahu lagu “Untuk Perempuan Yang Sedang Di Pelukan“, mungkin terlalu berlebihan kalimat saya tersebut tapi silahkan buktikan.

Sumber gambar :
www.payungteduh.net

http://mousaik.com/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *